Episode Empat : Orang-orang Purbalingga di Suriname

Kehidupan Orang Jawa di Suriname (Dokumen : Nationaal Archief Belanda)
Pada tulisan keempat kali ini tentang Orang-Orang Purbalingga di Suriname, saya mengangkat orang-orang dari District Bobotsari yang tercatat Nationaal Archief Belanda. Ada 40 orang yang terdata dibawa Belanda ke negara di Amerika Selatan itu.

FYI, Wilayah District Bobotsari pada era 1890-1930 itu cakupannya jauh lebih luas dari Kecamatan Bobotsari saat ini. Desa-desa yang sekarang masuk Kecamatan Bojongsari, Mrebet, Karanganyar, Kertanegara, Kutasari sampai Kemangkon, pada era Pemerintah Kolonial Hindia Belanda masuk dalam wilayah administratif District Bobotsari.

Kali ini juga saya tuliskan yang wanita dulu yaa.. Ternyata banyak juga kaum hawa yang dibawa Belanda untuk menjadi pekerja kontrak disana, bahkan ada yang dibawa sama anaknya yang masih balita. Upah pekerja kontrak wanita lebih rendah, jika pria upahnya 60 sen, wanita hanya 40 sen.

Berikut ini wanita-wanita dari District Bobotsari, ada 13 orang, yang dibawa Belanda ke Suriname

Bok Arsamenawi alias Sainem

Perempuan, tingginya 152 cm dengan ciri ada bekas luka di alis kanan / litteken rechter wenkbrauw. Ia berumur 23 tahun saat dibawa pada 15-8-1927 dengan Kapal Madioen IV (Batavia – Paramaribo) oleh Agenten der Ned. Handel. Mij.
Mbak Sainem yang beralamat di Desa Kebanaran, District Bobotsari (Sekarang tidak ada nama desa itu, kemungkinan nama padukuhan / kampung). Ia mulai kerja pada 24-9-1927 di Perkebunan Peperpot & Dordrecht. Si Mbak ini tidak pulang ke Purbalingga dan berganti nama menjadi Sainem Arsamenawi yang ditetapkan pada 14-07-1959.

Bok Dasimah

Perempuan bertinggi 142 cm dengan ciri dahinya kecil (litt voorhoofd). Ia baru berumur 16 tahun saat dibawa pada 15-8-1927 dengan Kapal Madioen IV (Batavia – Paramaribo) oleh Jeuken, F.W. Ia berasal dari Desa Karangdojo, District Bobotsari (Sekarang tidak ada nama desa ini di Purbalingga, kemungkinan nama dukuh/kampung).
Dek Dasimah masih muda banget saat dibawa ya, 16 tahun cuuy.. Ia mulai bekerja pada 24-9-1927 di Perkebunan Voorburg. Pada data arsip Belanda, Ia tercatat dikembalikan pada 31-7-1928 dengan Kapal Sembilan.

Catatan : Belanda memang mengembalikan beberapa pekerja ke Hindia-Belanda. Namun, mereka tidak dibawa ke Jawa, melainkan ke Sumatera dan menjadi pekerja perkebunan juga di sana. Usai perang dunia kedua, sekitar 2000 orang juga kembali ke Indonesia namun tidak juga ke Jawa, melainkan ditempatkan oleh Pemerintah RI ke Sumatera Barat.

Bok Hartawikrama alias Sawinah

Perempuan bertinggi 153 cm dengan ciri ada pigmen di telinganya. Ia berumur 26 tahun saat dibawa dengan dengan Kapal Djambi pada 30-3-1929 dibawa oleh Brunings E.A., beheerder

Non Sawinah yang berasal dari Desa Karangpoetjoeng (saat ini masuk di Kecamatan Kertanegara) ini mulai bekerja pada 9-5-1929 untuk perkebunan Johannesburg (Ben Comm.). Ia tak kembali ke nusantara dan pada 4-7-1956 berganti nama menjadi Sawinah Kartawikrama. Sayang, tidak ada fotonya.

Bok Karjawitana alias Aswidem

Perempuan setinggi 152 cm dengan ciri pigmen di dadanya. Ia berumur 21 tahun saat dibawa menuju Paramaribo oleh Folmer, F.R., beheerder van Jagtlust pada 15-8-1927 dengan Kapal Madioen IV.
Mbak Aswidem bekerja mulai kontrak pada 24-9-1927 untuk perusahaan Jaglust. Ia berasal dari Desa Lamboer, District Bobotsari (Saat ini lambur masuk dalam Kecamatan Mrebet). Pada 3-10-1950 dia memilih nama Aswidem Karjawitana

Bok Karsem

Karsem tingginya 158 cm dengan ciri ada pigm vlek di dahinya. Ia berumur 18 tahun saat dibawa pada 15-8-1927 dengan Kapal Madioen IV ke Paramaribo oleh Ned. Handel. Mij. Karsem mulai bekerja pada 24-9-1927 di perusahaan Peperpot & Dordrecht
Karsem beralamat di Desa Timbang, District Bobotsari. (Desa Timbang ini saat ini tidak ada di Kecamatan Bobotsari, ada Dukuh Timbang di Kelurahan Penambongan, Kecamatan Purbalingga dan Desa Timbang di Kecamatan Kejobong. Namun, Purbalingga dulu masuk di District Purbalingga dan Kejobong masuk di District Boekatedja ). Pada 17-9-1939, Karsem tercatat dipulangkan dengan Kapal Tawal ke Hindia-Belanda.

Bok Kartani alias Saimah

Perempuan bertinggi 146 dengan pigmen di telinga kirinya. Ia berumur 21 tahun saat dibawa pada 15-8-1927 dengan Kapal Madioen IV ke Pelabuhan Paramaribo oleh van Brunings E.A., beheerder. Saimah mulai bekerja pada 24-9-1927 di perkebunan Rust en Werk. Ia berasal dari Desa Djlegong (saat ini tidak ada Desa Djelgong, kemungkinan nama dukuh / kampung)
Saimah ini saat dibawa ke Suriname bersama anaknya yang masih anak-anak. Namanya Hilda Toemirah. Tampak di foto anak kecil yang dibawanya merantau jauh-jauh ke Suriname... saya sedih euy pas liat fotonya.. hikss.. Mereka berdua memilih untuk tinggal disana dan tidak pulang ke Jawa.

Bok Kartasemita alias Darsijah

Perempuan bertinggi 151 dengan ciri ada pigmen di bawah mata kirinya. Ia berumur 24 tahun saat dibawa melalui Pelabuhan Tandjong Priok pada 16-8-1926 dengan Kapal Krakatan oleh Surinaamsche Katoen en Landbouw Handel Maatschappij. Ia mulai bekerja pada 30-9-1926 di Perkebunan Margarethenburg.
Darsijah ini berasal dari Desa Tjandiwoelan (saat ini masuk di Kecamatan Kutasari). Ia tak pulang ke jawa dan disahkan bernama Darsija Kartosemito. Ia memiliki anak Rasinah lahir pada 7/1/1930 di Waterloo, Rijem lahir pada 15/3/1933 di Waterloo, Tarmin lahir 19/4/1935 di Nickerie, Wagimin lahir pada 29/3/1940 di Nickerie dan Waginah lahir pada 28/10/1942 di Nickerie.

Nah, Nickerie ini diabadikan jadi salah satu judul lagu Lord of Broken Heart Didi Kempot, yaitu, Kangen Nickerie. Didi Kempot sangat familiar di Suriname dan rutin manggung di sana.

Bok Madiksan alias Lasijah

Perempuan setinggi 146 cm dengan ciri fisik ada noda di pipi kirinya. Ia berumur 20 tahun pada 6-6-1927 saat dibawa dengan Kapal Kangean ke Paramaribo oleh agen N.V. Nickerie sugar Estate & Co Limited. Ia bekerja mulai 18-7-1927 di perkebunan Waterloo en Hazard.
Lasijah berasal dari Desa Kertanegara (saat ini masuk di Kecamatan Kertanegara). Ia tidak kembali ke Jawa dan berkeluarga di suriname dan memiliki anak Tolib yang lahir pada 21-10-1928 di Hazard dan Sarman yang lahir pada 18-8-1931 di Nickerie.

Bok Moertawi alias Lasinah

Perempuan setinggi 145 cm dengan ciri ada pigmen di pangkal hidungnya. Ia berumur 27 pada 22-5-1929 saat dibawa dengan Kapal Simaloer III oleh Gevestigd als Landbouwer op pl. La Poule. Lasinah mulai bekerja pada 7-7-1929 di Perkebunan La Poule.

Lasinah berasal dari Desa Karangtengah, District Bobotsari. (Saat ini Desa Karangtengah ada di Kecamatan Kertanegara, juga di Kecamatan Kemangkon). Ia memilih tinggal di Suriname dan pada 8-5-1957 memilih nama Lasinah Moertanom.

Sayang, tidak ada foto Lasinah, namun Ia dicatat memiliki anak Marsijem yang lahir pada 7-6-1930 di La Poule, Mingoeh lahir pada 15-11-1931, Marikoen lahir pada 26-5-1933,  Moertinah lahir pada 24-11-1935, Paring lahir pada 14-10-1937 dan Poengoet lahir pada 6-7-1940. 

Bok Reksawirja alias Painem

Perempuan setinggi 146 cm. Ia berumur 20 tahun saat dibawa pada 15-8-1927 dengan Kapal Madioen IV oleh Agenten der Ned. Handel. Ia mulai bekerja pada 24-9-1927 di Perkebunan Marienburg & Zoelen
Painem tercatat berasal dari Desa Peloemoetan, District Bobotsari. (Saat ini Desa Pelumutan ada di Kecamatan Kemangkon). Ia tidak pulang dan pada 24-10-1949 namanya ditetapkan Painem Reksawirja.

Bok Wangsadikromo alias Sarpen

Perempuan bertinggi 144 cm dengan ciri fisik ada pigmen vlek di pipi kirinya. Ia berumur 26 tahun saat berangkat dari Batavia menuju Paramaribo pada 22-5-1929 dengan Kapal Simaloer III dibawa oleh agen Brokmeier G.H. Ia mulai dikontrak 7-7-1929 oleh Perkebunan Peperpot en Dordrecht.
Sarpen berasal dari Desa Doekoepaksa, District Bobotsari (Saat ini tidak ada desa tersebut di Purbalingga, kemungkinan nama dukuh / kampung). Ia tidak pulang ke Jawa dan tercatat meninggal di Suriname pada 15-1-1954.

Bok Wirjasemita alias Sarkinah

Perempuan setinggi 153 cm dengan ciri fisik ada pigmen di lehernya. Ia berumur 24 tahun saat dibawa dari Batavia-Paramaribo pada 6-6-1927 dengan Kapal Kangean oleh Shields, A, beheerder. Sarkinah mulai bekerja pada 18-7-1927 di Perkebunan Alliance.
Sarkinah berasal dari Desa Ngondje, District Bobotsari (Saat ini ada Desa Onje di Kecamatan Mrebet). Sarkinah tidak pulang ke Jawa dan mempunyai anak bernama
Satinem yang lahir pada 8-2-1931 di Perkebunan Alliance. Anaknya meninggal di Alkmaar pada 27-12-1933.

Moenirah

Perempuan ini tidak tercatat umur dan ciri fisiknya. Ia diberangkatkan ke Suriname pada 15-8-1927 dengan Kapal Madioen IV oleh Brunings E.A., beheerder. Moenirah mulai bekerja 24-9-1927 di Perkebunan Rust en Werk.

Moenirah berasal dari Desa Djlegong, District Bobotsari (Saat ini tidak ada Desa Djelgong, kemungkinan nama dukuh / kampung). Sayang fotonya tidak ada di pangkalan data National Achief.

Ia memilih untuk tinggal di Suriname dan memiliki banyak anak disana, yaitu, Jan Moertamin lahir pada 3/1/1940, Rosa Soemini  lahir pada 18/3/1942 di Maasstroom, Bernard Moerjadi  lahir pada 29/6/1945, Carla Soeminten lahir pada 28/5/1943, Augusta Soelijem  pada 11/8/1947, Moerlan lahir pada 22/12/1950, Soeminem lahir pada 6/12/1952 dan Eduard Soenarmin lahir pada 6/11/1956.

Catatan Kaki : 
Ada 7 orang yang dibawa dengan kapal dan waktu yang sama, yaitu, Kapal Madioen IV pada 15-8-1927, yaitu Moenirah, Saimah, Sawinah, Aswidem, Karsem, Dasimah dan Sainem. Ada juga yang berasal dari desa yang sama, Desa Djlegong, yaitu, Moenirah dan Saimah. 

Kalau diamati fotonya, ada yang unik, selain semua pegang nomor, perempuan yang dibawa rata-rata bergiwang dan giwangnya gede-gede ya jaman dulu.. hehe

Sumber : 
Semua data dan foto berasal dari dokumen Contracterbeiders uit Java 1890-1930 di Nationaal Archief Belanda

Tulisan Sebelumnya :
Orang Purbalingga di Suriname bisa dibaca di sini
Episode Dua Orang Purbalingga di Suriname bisa dibaca di sini
Kisah Perjumpaan Keturunan Imigran Purbalingga di Suriname dengan keluarganya bisa dibaca disini

igo saputra Orang yang suka berkhayal dan berusaha membuatnya menjadi kenyataan. Jangan berhenti berimaji..

0 Response to "Episode Empat : Orang-orang Purbalingga di Suriname"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel