Hitler dan Propaganda Perjuangan Kemerdekaan di Purbalingga

Poster Propaganda Pejuang Kemerdekaan di Purbalingga (Dok : www.tresoar.nl)
Para pejuang kemerdekaan di Purbalingga ternyata tak hanya mengandalkan kontak senjata, ternyata, mereka juga jago membuat propaganda. Berbagai selebaran diproduksi untuk mengobarkan semangat juang dalam melawan penjajahan Belanda. Hebatnya, mereka tahu isu-isu di dunia internasional yang digunakan sebagai konten propaganda.

Ada satu hal yang menarik dan mengejutkan bagi saya, pejuang Purbalingga menggunakan tokoh seorang Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman. Pada sebuah poster yang diproduksi dan disebarkan pejuang republik di Purbalingga digambar Sang Fuhrer berseragam militer dengan kumisnya yang khas. Lambang swastika menghiasi seragam di dadanya. Ia tampak sedang memberikan sesorah.

Pada balon teks yang seolah diucapkan Hitler tertulis :

"Vernietig de Hollanders binnen 5 dagen!!" artinya “Hancurkan Belanda dalam 5 hari!!.

Kemudian tertulis keterangan :

"Hollanders!! Herinnert gij U nog wie Hitler is??? Neen?? Dat zijt gij nu aan het worden voor ons Indonesia!!"

"Belanda!! Masih ingat siapa Hitler??? Tidak? Kamu sekarang menjadi seperti itu untuk Indonesia kita !!"

Kemudian tergores tanda tangan si pembuat poster dengan nama sandi "De Krater"

Para pejuang republik ini ingin menyampaikan kepada Belanda betapa payahnya mereka pada saat perang dunia kedua. Sejarah mencatat, dibawah kepemimpinan Adolf Hitler, Jerman menaklukan Belanda hanya dalam waktu 5 hari saja! Yap, cukup 5 hari negeri penjajah itu bertekuk lutut digempur Pasukan Nazi.

Kota Rotterdam Dibombardir Jerman, 14 Mei 1940 (Dok : Wikipedia)
Wikipedia mencatat Jerman mulai invasi pada 10 Mei 1940 dan Belanda sudah menyerah pada 15 Mei 1940. Kota Rotterdam hancur lebur di bombardir. Pemerintah dan keluarga Kerajaan Belanda lari terbirit-birit minta perlindungan ke Inggris. Kemudian, Negeri Kincir Angin itu berada di bawah pendudukan Jerman selama 5 tahun sampai dengan Mei 1945. 

Peristiwa memalukan itu rupanya diketahui para pejuang republik dan mereka ingin medegradasi mental pasukan landa dengan olokan lewat poster tersebut. Oleh karenanya, disampaikan dalam Bahasa Belanda.


Asyik mbok...? Pejuang kita ngece abis ke Belanda. Ngenyeke polll, kalau Bahasa Ngapaknya.


Ini sih keren menurutku. Pejuang republik di palagan Bumi Perwira ternyata melek isu internasional. Mereka tak melulu mengandalkan fisik juga perang urat syaraf dengan propaganda itu.


Foto poster itu diambil oleh fotografer Bataljon Friesland, Lex de Jong yang bertugas di Indonesia pada Agresi Militer I. Kesatuan yang berasal dari Provinsi Friesland itu cukup lama menduduki Purbalingga.


Kisah mengenai Bataliyon ‘Susu Bendera’ saya tulis sebelumnya dan bisa dibaca di link berikut.


Kemudian, selain pesan menohok kepada Belanda, poster di bawahnya memberikan bahan bakar semangat kepada para pejuang dan rakyat untuk bangkit melawan penjajah. Pesannya ditulis dalam Bahasa Indonesia dengan gambar seorang pejuang republik berseragam dengan bedilnya. Tulisannya seperti ini :


Saudarakoe para heiho!!

Tahoekah ‘kau betoel2 untoek siapa ‘kau angkat sendjata?

Ingatlah kepada anak binimoe, saudaramoe, orang toeamoe, bangsamoe!!!

Insjaflah!!!


Pada keterangan foto mengenai kedua poster itu tetulis : "Buitgemaakte documenten Poerbolinggo met handtekening (onleesbaar)." N.b. De plaats Poerbolinggo heet tegenwoordig Purbolinggo en komt ook voor als Poerbalingga en Purbalingga; hier echter steeds zo geschreven


Artinya : "Dokumen yang diambil Poerbolinggo dengan tanda tangan (tidak terbaca)." Nb Tempat Poerbolinggo sekarang disebut Purbolinggo dan disebut sebagai Poerbalingga dan Purbalingga; bagaimanapun, disini selalu ditulis seperti itu”


Ahai.. serrr....


Sumber :

Koleksi Ryksargyf Foto, Lex de Jong (Bataljon Friesland) di www.tresoar.nl dan artikel tentang Battle of Nederland di wikipedia.

igo saputra Orang yang suka berkhayal dan berusaha membuatnya menjadi kenyataan. Jangan berhenti berimaji..

0 Response to " Hitler dan Propaganda Perjuangan Kemerdekaan di Purbalingga"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel