Keturunan Depok van Purbalingga di Suriname

Soekiah Dan Stephanie Kramawitana
(Foto dari Nationaal Archief dan FB, Kolase by : @Igoendonesia)
Tadi malam tidur saya tak jenak, sebab, rencananya belum mau bobo, eh ketiduran karena ngelonin Gege-Gaga. So, jelang dinihari saya terbangun. Biasa lah, anak jaman sekarang, kalau terbangun bukannya Tahajud, eh, yang dicek pertama kali malah ponsel... hehe.

 

Cek notifikasi WA, ada pesan dari kawan di Amsterdam, Toriq Bawazier yang belum terbaca. Si Bro ini yang kirim buku ‘De Hinderlag Bij Sindoeradja’, spesial buat hadiah ultahku Agustus lalu.

 

Torik Holland : Assalamu'alaikum bro apa kabar, menarik sekali artikel2nya

Torik Holland : Aku kebetulan iseng2 kontak orang keturunan orang Purbalingga di Surinam

Torik Holland : Namanya Bok kramawitana juga tp desanya beda

 

Wah, jadilah jam 3 dinihari kita berbincang soal orang Purbalingga di Suriname. Sayapun melewatkan pertandingan Chelsea vs West Ham demi untuk riset tentang sosok itu. Sementara Toriq melanjutkan kontak dengan keturunan Kramawitana yang saat ini tinggal di Kota Nickerie, Suriname.

 

Berdasarkan data Nationaal Archief Belanda ada 3 orang bermarga Kramawitana dari Purbalingga yang dibawa Belanda ke Suriname.

 

Pertama, ada perempuan asal Desa Kaligondang bernama Bok Kramawitana alias Kinah. Wanita setinggi 148 cm dengan ciri fisik ada pigm spot di atas mata kanan ini dibawa saat berumur 23 tahun.

Kinah Kramawitana (Dok : Nationaal Archief)
Kinah dibawa melalui Tandjong Priok pada 27 Juli 1925 dengan Kapal Samarinda oleh agen NV The Nickerie Sugar Estate Co Ltd. Ia kemudian mulai bekerja pada 13 September 1925 di Perkebunan Waterloo en Hazard.

 

Kinah tercatat dipulangkan dengan Kapal Tabian pada 8 Juni 1935. Namun, tak jelas Ia dipulangkan ke Jawa atau ke daerah jajahan Belanda lainnya. Sebab Kinah dipulangkan dan tak tinggal lagi d Suriname, berarti tak ada keturunan dia yang tinggal di sana.

 

Kedua, namanya sama Bok Kramawitana alias Soekiah. Perempuan ini bertinggi badan 148 cm dengan ciri ada noda pigmen di lehernya. Ia dibawa saat berumur 23 tahun melalui Tandjong Priok pada 20 Oktober 1924.

Soekiah Kramawitana (Dok : Nationaal Archief)
Soekiah dibawa dengan Kapal Buitenzorg oleh N.V. The Nickerie Sugar Estate & Co. Ltd. Ia kemudian bekerja di Perkebunan Waterloo dengan tanggal dimulainya kontrak 27 November 1924.

 

Sokiah yang berasal dari Gewest Banjoemas District Poerbolinggo Dorp Depok ini tinggal di Suriname dan beranakpinak di sana. Mereka tinggal di Nickerie, sebuah kota yang dijadikan judul lagu oleh Lord Didi Kempot, ‘Kangen Nickerie’.

 

Nah, ini unik, desa yang disebut data Belanda sebagai asal Soekiah, yaitu, Depok. Saat ini tidak ada desa di Purbalingga bernama Depok. Lagian Depok setahuku di deket Jakarta... hehe.

 

Catatan :

Belanda merujuk nama wilayah dorp/desa yang bisa jadi saat ini bukan desa lagi. Misalkan, ‘Jlegong’ yang saat ini dusun di Desa/Kecamatan Karangreja. Ada juga ‘Dokoe Paksa’ di Desa Tlahab Lor, adapula ‘Slatri’ yang saat ini nama dukuh di Kelurahan Babakan.

 

Ah, era medsos, saya statuskan saja di Fesbuk. Ternyata banyak respon netijen dan jawaban tentang dusun / grumbul / kampung di Purbalingga yang bernama Depok cukup beragam.


Ada grumbul Depok di Desa Langgar dan Nangkasawit, Kecamatan Kejobong. Ada juga Dusun Depok di Karangtengah, Kecamatan Kertanegara. Adapula yang bilang nama grumbul di Desa Gunung Wuled dan petilasan di Kecamatan Rembang. Ada juga nama kampung di Kelurahan Bancar, ada juga nama Dusun di Desa Sokawera, Kecamatan Padamara dan satu lagi nama dusun di Desa Kedungwuluh, Kecamatan Kalimanah.

 

Untuk Depok yang di Langar dan Nangkasawit, saya skip karena keduanya dulu era kolonial berada di District Boekatedja. Begitupula Depok yang di Karangtengah dan Gunung Wuled, sebab dulu wilayahnya masuk di District Bobotsari.

 

Tinggal tiga kemungkinan, Depok yang di Kelurahan Bancar, Kecamatan Kota atau yang di Desa Sokawera utawa yang di Desa Kedungwuluh. Kalau melihat luasannya sekarang, saya skip yang Bancar. Saya lebih condong ke Depok yang ada di Desa Kedungwuluh atau Desa Sokawera.

 

Saat ini, Dusun Depok di Desa Kedungwuluh berwilayah satu dusun meliputi 3 RT dalam 1 RW. Depok di Sokawera juga satu dusun. Uniknya, kedua dusun ini meski beda desa namun berbatasan dan berdasarkan keterangan Budayawan Agus Sukoco yang tinggal di Dusun Depok Sokawera, dulunya merupakan satu pedukuhan.

 

Oke deal. Asal Soekiah ini berasal dari Dorp Depok yang ada saat ini ada di Kedungwuluh-Sokawera.

 

So, Kramawitana yang beranakpinak di Suriname adalah keturunan Mbak Soekiah ini. Lagian Nationaal Archief mendata keluarganya cukup detail. Soekiah tercatat berkeluarga dan mendaftarkan keluarganya di Dukcapil Suriname sebagai Soekiah Kramawitana. Ia memiliki anak 6 orang anak, yaitu : 

1.    Said yang lahir 14 Maret 1927

2.    Sanjoet, lahir pada 22 September 1928. Sanjoet ini enikah dengan Satijem alias Bok Asmowirjo pada 01-01-1953.

3.    Sahom, lahir 12 Februari 1930

4.    Saria, lahir 25 Desember 1931.

5.    Sairoen lahir pada 06 Februari 1935.

6.    Slamet, lahir 26 Maret 1937.

Mereka semua menyandang nama belakang Kramawitana.

Sawen Kramawitana (Dok : Nationaal Acrhief)
Ketiga ada pula lelaki bernama Kramawitana alias Sawen. Pria berumur 28 tahun saat diberangkatkan ke Suriname ini bercirikan ada pigmen spot di alis kanannya. Ia berangkat via Batavia dengan Kapal Semblan pada 7 Mei 1928.


Sawen dibawa oleh agen Goedman MJ untuk dipekerjakan di Perkebunan Nieuw Meerzorg dengan tanggal dimulainya kontrak 21 Juni 1928. Sawen tak pulang ke Jawa dan Ia mengganti namanya menjadi Samud Kramawitana pada 6 Maret 1954.

 

Nah, yang unik asalnya Pak Sawen ini disebutkan berasal dari District Poerbolinggo, Desa Nanatan. Lah sekarang ini tak ada nama Desa Nanatan di Poerbalingga. Tanya netijen juga tidak tahu. Terdekat adalah Panyatan, namun itu nama curug indah di Dukuh Bawahan, Desa Gunungwuled, Kecamatan Rembang. Akan tetapi, wilayah ini dulu masuk District Bobotsari.

 

Lalu, apakah Sawen ini yang menikahi Soekiah. Agak kurang memungkinkan. Sebab, ada perbedaan waktu yang cukup jauh Sawen berangkat tahun 1928 sementara Soekiah pada 1924. Mereka pun dipekerjakan di perkebunan berbeda. Soekiah di perkebunan yang ada di Nickerie sementara Sawen di Nieuw Meerzorg.

 

Lagipula Soekiah di tahun 1927 sudah kawin di Suriname dan memiliki anak pertama, yaitu Said yang lahir 14 Maret 1927.

 

So, saya berkeyakinan Soekiah Kramawitana inilah yang beranakpinak di Nickerie, Suriname. Torik berhasl menghubungi salah satunya keturunannya. Ia bernama Stephanie Kramawitana yang bermukim di Nickerie.

 

Saat dihubungi Bro Toriq, Ia sangat senang saat diberi tahu leluhurnya berasal dari Purbalingga, sebuah kota yang beribu kilometer jauhnya. Ia kemudian menghubungi saudaranya dan mengkonfirmasi kepada nenek-neneknya. Mereka menyebutkan bahwa memang benar, leluhurnya berasal dari Pulau Jawa, Purbalingga.

 

Asyik lah seerrr.... aku juga lagi coba kontak Mbak Stepy ini. Kali saja dia berkenan dari Nickerie bertandang ke Purbalingga untuk mencari jejak leluhurnya.

 

Btw, Mbak Stepy ini kalau liat aktivitas febuk tampaknya keren juga. Ia cantik dan suka berpetualang serta sepertinya hidup mapan di negara yang berbatasan dengan Brazil itu. Ia punya resort di Bigipan Adventure bernama Stephanie Eco Lodge.

 

See you in Poerbolinggo Mbak Stephy...

 

Spesial song for you

 

Sepine wengi iki
Neng kene aku ngenteni
Kesuwen-suwene wis pirang sasi
Neng Nickerie kowe ra bali
Opo aku salah
Naliko urip sak omah

Rembulan sing ngilo ono segoro
Padhangono ati kulo
Pujaan hatiku ra teko-teko
Neng Nickerie lali kulo
Opo aku salah
Naliko urip sak omah

Aku nangis, aku kangen
Janjine biyen kowe seneng
Neng Nickerie tak enteni
Gek muliho neng kene aku ngenteni

Rembulan sing ngilo ono segoro
Padhangono ati kulo
Pujaan…

 

Kangen Nickerie by Didi Kempot

Salah satu sudut kota Nickerie, Suriname (Dok : www.nickerie.com)

Sumber Tulisan :

Data Nationaal Archief dan Bro Toriq Juned Bawazier di Amsterdam, Belanda

igo saputra Orang yang suka berkhayal dan berusaha membuatnya menjadi kenyataan. Jangan berhenti berimaji..

0 Response to "Keturunan Depok van Purbalingga di Suriname"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel