Menhir-Menhir Dari Dagan

Purbalingga
Menhir di Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari (Dok Pribadi)
Purba yang menyusun kata Purbalingga bukan isapan jempol belaka. Memang banyak sekali peninggalan purbakala terserak di kabupaten yang ada di Kaki Gunung Slamet itu. Perjalanan menelusuri kepurbakalaan di Purbalingga membawa saya sampai di Desa Dagan, Kecamatan Bobotsari. Informasi menyebutkan desa itu memiliki situs-situs purbakala penting.

Saya berkesempatan mengunjungi salah satu situs purbakala yang ada di desa tersebut, tepatnya ada di Dukuh Mujan, RT 01/RW V. Lokasinya cukup tersembunyi, meski sudah beberapakali bertanya, saya sempat nyasar sampai di Dukuh Bawahan karena melewati kelokan ke dusun tersebut. Maklum, tak ada papan penunjuk jalan untuk sampai ke situs tersebut. Akses jalannya pun relatif susah dan terjal.

Padukuhan Mujan memiliki dua buah lokasi yang terdapat benda peninggalan jaman purbakala. Benda yang ditemukan di sana berupa menhir, tugu batu berbentuk balok yang bagian atasnya lebih kecil daripada bagian bawahnya. Menhir merupakan salah satu benda yang menjadi ciri jaman megalithikum alias jaman batu besar.

Menhir berupa batu tunggal atau beberapa yang ditatah seperlunya dan diletakan berdiri tegak diatas tanah. Menhir difungsikan sebagai sarana dalam upacara pemujaan maupun penguburan masyarakat pra sejarah. ( Wikipedia ).

Pada lokasi pertama ada dua buah menhir, yang pertama sekitar tingginya sekira 1 meter, bagiannya yang berada di atas tanah. Menhir itu berdiri agak miring dengan sebagian badan menhir tertanam tanah. Menhir tersebut berdiri berhimpitan dengan menhir yang lebih kecil dan berbentuk agak pipih, Menhir kecil ini lebih pendek, dengan bagian diatas tanahnya hanya sepertiga dari menhir disampingnya.
Menhir I, Desa Dagan. Ada Jemuran di Belakangnya... hehe (Dok. Pribadi)
Batu Menhir tersebut berada di pekarangan rumah penduduk, bahkan, di belakang menhir tersebut terdapat jemuran pakaian warga. Meski demikian, situs tersebut relatif dalam kondisi terawat dan bersih dari lumut. Sekeliling benda bersejarah tersebut juga diberi pagar bambu dan ada penanda berupa papan nama yang menyatakan bahwa benda tersebut merupakan benda cagar budaya.

Lokasi menhir kedua tak jauh dari yang pertama, sekitar 50 meter. Menhir kedua ini berada di jalan  yang menjadi lalu lintas warga setempat. Ada dua buah menhir juga yang terletak bersisian dan keduanya dalam kondisi sedikit miring. Kedua menhir ini konon bukan berada di tempat aslinya. 

Dulu, menhirnya ada di pekarangan dan ketika dibangun rumah, menhir dipindahkan ke lokasi sekarang yang berada persis di tepi jalan. Terletak di pojok perempatan jalan semen menempel ke badan bawah menhir yang tertanam di tanah. Menhir juga sudah tampak berlumut.
Menhir 2 Terletak di Tepi Jalan Dusun (Dok. Pribadi)
Sebagaimana diketahui, menhir merupakan peninggalan tradisi megalitik yang berasal dari dua suku kata mega berarti besar dan lithos berarti batu. Pada masa megalitik, berkembang pemujaan kepada arwah nenek moyang, kekuatan alam seperti kekuatan gunung atau kekuatan laut, dan kepercayaan kepada kekuatan pemberi kesuburan atau pemberi kemakmuran. 

Mereka juga percaya bahwa di tempat tempat tertentu, roh leluhur dapat menolong dan dapat mencelakakan manusia. Sebagai sarana pemujaan maka di tempat tempat tertentu yang dipandang suci dibangunlah sarana seperti punden berundak, dolmen dan menhir.

Selain memiliki fungsi sakral (sarana pemujaan nenek moyang) dan menhir juga diperkiraan memiliki fungsi-fungsi lain seperti batas perkampungan, batas lahan pertanian atau batas wilayah kesatuan adat

Berdasarkan penelitian Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Purbalingga menyimpulkan bahwa menhir yang ada di Desa Dagan merupakan peninggalan zaman prasejarah dengan fungsi sakral atau pemujaan. Fungsi tersebut melekat menjadi toponimi dusun setempat yang dinamai dengan Dusun Pamujan/Mujan yang berasal dari istilah “pemujaan”.

Selain itu juga ditemukan adanya tanda-tanda punden berundak berupa tatanan batu ukuran sedang yang homogen yang sudah beralih fungsi dan berubah formasi menjadi talud pemukiman masyarakat. Kemudian, Wilayah Dusun Mujan ini memiliki dataran yang lebih tinggi dibanding dengan daerah sekitar. Biasanya wilayah pemujaan memang lebih tinggi dari wilayah di sekitarnya.
Salam dari Gaga, Arkeolog Cilik.. hehe (Dok. Pribadi)
Catatan :
Jika bekenan ada vlog saya soal Menhir van Dagan yang bisa ditonton disini
igo saputra Orang yang suka berkhayal dan berusaha membuatnya menjadi kenyataan. Jangan berhenti berimaji..

0 Response to "Menhir-Menhir Dari Dagan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel