Owa : Antara Kesetiaan, Kelestarian Alam dan Kita

Owa di Belantara Sisik Naga (Foto : Narasi Sigotak dan Ali Aerial)
Pegunungan Sisik Naga adalah habitat utama Owa Jawa (Hylobates moloch). Ini spesias kera lucu bin unik binti langka. Habitat terakhirnya di ‘Bumi Perwira’ ini ya cuma ada di wilayah yang disebut sebagai Amazon-nya Purbalingga itu.

 

Kera ini ciri-cirinya bermuka hitam, berbulu abu-abu dengan tangan yang lebih panjang dari kaki. Suka bergelantungan dari pohon ke pohon. Suaranya brisik, apalagi kalau lagi kumpul, sekilas terdengar seperti “wa uwa wa owa...”. itu lah yang menyebabkan dia dipanggil Owa atau masyarakat sekitar menyebut Uwa-uwa...

 

Ada yang unik nih, berdasarkan penelitian Javan Gibbon Foundation menyebutkan Owa yang sudah ditinggal pasangannya kagak mau kawin lagi atau cari pasangan lain. Owa mempunyai kecenderungan monogami alias hanya satu pasangan seumur hidupnya.

 

Jadi, Owa itu satwa ‘Si Paling Setia’, ndak seperti manusia, apalagi kelinci, mereka ini selingkuh saja males, apalagi poligami.

 

Namun, hal mulia ini juga menjadi problem bagi Owa. Setia si bagus-bagus saja, tidak menyakiti hati pasangan dengan jajan, punya simpenan, laku mendua, mentiga dan seterusnya. Sayangnya, itu menjadi faktor yang membuat satwa ini rentan punah.

 

Ilustrasinya gini gaes :

Misalkan, Bayi Owa saat ini sering diburu secara liar karena dianggap peliharaan eksotik nan lucu sehingga harganya mahal. Ibu Owa, yang juga seperti manusia hanya melahirkan 2-3 bayi seumur hidupnya, tentu akan mati-matian jagain anaknya sementara bapaknya mencari nafkah. Jadi, Si Pemburu untuk dapatin anaknya, ya harus membunuh ibunya. Matilah ibunya.

 

Kalau bapaknya selamat, saat pulang ke rumah, Ia bakal merana – nestapa – nelangsa ditelan duka melihat tragedi memilukan itu. Waktu tak bisa mengobati luka Si Bapak Owa, hiburan sahabat dan handai taulan tak mempan. Ia susah move on, nggak mau kawin lagi. Sehari-hari cuma bisa meratapi nasib, makan tak enak, tidurpun tak jenak. Akhirnya, Owa pejantan ini pun meninggal dunia

Njirr, trenyuh inyong... So, buat para pemburu, para pemelihara Owa ingat yaa, kalean itu jahat!!

Itu baru dari perburuan liar. Belum lagi persoalan lain seperti fragmentasi habitat, penebangan hutan dan alih fungsi lahan. Hasil Ekspedisi Sisik Naga 2020 dan beberapa ekpedisi lanjutan yang dilakukan rekan pecinta alam menyebutkan bahwa : penebangan hutan, perburuan liar, alih fungsi lahan sudah sampai ke jantung Sisik Naga.

 

Simpulannya, dengan berbagai problem itu, Owa menjadi satwa yang sangat rentan punah. Tak heran jika The Internasional Union for Conservation of Natures (IUCN) sudah mencap primata setia susah ‘move on’ itu sebagai mahluk yang ‘endangered species’ alias dikit lagi bisa punah.

 

Itu baru soal Owa yang hampir punah. Perlu diingat bahwa penebangan hutan, perburuan liar, alih fungsi lahan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup satwa lainnya di belantara terakhir milik Purbalingga itu. Kalau yang sudah langka-langka ada Elang Jawa (Nizaetus bartelsii), Macan Tutul (Panthera pardus), Rangkong (Rhyticeros undulatus), Kancil (Tragulus kanchil) dan masih banyak yang lain. Belum lagi aneka ragam flora yang juga turut punah.

 

Ah itu kan flora dan fauna, kita manusia kan enggak terdampak??

 

Eh, jangan salah. Longsor yang makin sering di jalur Siregol – Kramat juga wilayah di sekitarnya. Hal ini merepotkan dan merugikan bukan? Banjir juga semakin sering dan skalanya membesar. Saat musim kemarau, kekeringan juga semakin menjadi-jadi. Cuaca semakin bikin gerah. Serangan hama meningkat ke lahan pertanian. Kalau istrilah yang mentereng terjadi perubahan iklim, tentunya berdampak terhadap kita juga.

 

Maka dari itu kawan - teman - sedulur - kerabat - sahabat - bestie mari kita jaga alam ini. Tak hanya demi kelangsungan hidup Owa, juga anak cucu kita.

 

Soal Owa, ada satu hal juga yang dapat kita jadikan sebagai suri tauladan, yaitu, setia terhadap pasangan... eh, tapi kalau setia rawan punah juga yaa... wkwk... serr..

Salam Lestari, Lestari Alamku, Lestari Hutanku, Lestari Indonesiaku

igo saputra Orang yang suka berkhayal dan berusaha membuatnya menjadi kenyataan. Jangan berhenti berimaji..

0 Response to "Owa : Antara Kesetiaan, Kelestarian Alam dan Kita"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel