Pancasila : Kelahiran, Kesaktian dan Sejarahnya

Garuda Pancasila (Dok : Indozone)
PANCASILA, sebagai dasar negara kita memiliki dua hari dalam satu tahun yang diperingati, yaitu, KELAHIRAN dan KESAKTIAN. Kita, masyarakat awam (termasuk saya), seringkali salah mengira, mau nyebut lahir, eh, bilangnya sakti dan sebaliknya.

Padahal, keduanya beda waktu cukup jauh lho... Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 1945 adalah saat tercetusnya lima sila dasar negara kita pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Sementara Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 1965 adalah momen dimana dasar negara kita membuktikan kedigdayaannya setelah gempuran ideologi komunis yang dipuncaki peristiwa G30S/PKI.

Kemarin heboh di jagat medsos Purbalingga soal lahir dan saktinya Pancasila. Penyebabnya, ada media mainsteram ternama - yang seharusnya editornya berjenjang - salah tulis soal ini (setidaknya ada dua media). Momen istimewa bagi Bumi Perwira, yaitu, beroperasinya Bandara Soedirman pada 1 Juni 2021 yang bertepatan dengan Hari Kelahiran Pancasila diberitakan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Padahal narasumber utama, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, sudah jelas menyebut kelahiran bukan kesaktian.

Catatan : setelah ramai di media sosial, media tersebut sudah merevisi beritanya.

Kok bisa orang sepertinya lebih familiar, kalau istilah wong ngapak lebih ‘kelambe’, dengan Kesaktian Pancasila daripada kelahirannya?

In my opinion, agak mahfum sih kalau publik lebih akrab dengan Kesaktian Pancasila. Sebab, kesaktian dasar negara kita itu sudah diperingati sebagai hari besar nasional sejak era orde baru. Pemerintah menetapkannya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 153/Tahun 1967.

Nah, kalau lahirnya pancasila gaes baru diperingati sejak lima tahun lalu. Hari Kelahiran Pancasila sebagai hari besar nasional ditetapkan pada era Jokowi melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016. Lalu, mulai 2017, tanggal 1 Juni juga ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional.

Jadi, mohon dimaklumi yaaa, wartawan juga manusia, bisa juga salah dan keliru. Era digital sekarang, kesalahan bisa segera direvisi, beda dengan dahulu yang kalau sudah cetak dan terbit harus diralat terbitan berikutnya.

Sejarah Lahirnya Pancasila

By the way, lahirnya dasar negara kita itu bagaimana sih? Saya penisirin juga dan akhirnya jadi riset-riset biar lebih paham.

Jadi bro/sis, lahirnya Pancasila 1 Juni 1945 itu adalah momen dimana pada sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan), Ir. Soekarno mengemukakan konsep awal dasar negara Indonesia yang disebutnya Pancasila. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas.

Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk negara Indonesia yang akan berdiri. Sebenarnya, konsep yang disampaikan Sang Proklamator ini berbeda dengan Pancasila yang kita kenal sekarang. 

Pancasila usulan Bung Karno adalah sebagai berikut :

1.   Kebangsaan Indonesia (nasionalisme)

2.   Internasionalisme (peri-kemanusiaann)

3.   Mufakat (demokrasi)

4.   Kesejahteraan sosiaa

5.   Ketuhanan yang berkebudayaan

Malah pada sidang hari sebelumnya, 31 Mei 1945, dua tokoh nasional yang juga anggota BPUPKI, yaitu, Dr. Soepomo dan Mohamad Yamin juga mengusulkan dasar bernegara, jumlahnya lima juga. Hanya saja mereka berdua belum mencetuskan Pancasila.

Usulan Dr. Supomo yaitu,

1.   Persatuan

2.   Kekeluargaan

3.   Keseimbangan lahir dan batin

4.   Musyawarah

5.   Keadilan rakyat

Sementara usulan dari Mohamad Yamin adalah :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia

3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar yang berlandaskan kelima asas tersebut, maka Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk sebuah panitia yang disebut sebagai Panitia Sembilan berisi Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr. AA Maramis, dan Achmad Soebardjo.

Pada perkembangannya, pada 22 Juni 1945 saat pertemuan informal antara Panitia Sembilan dan 38 Anggota BPUPKI lainnya tercetus Pancasila yang disebut dengan Piagam Jakarta. Pancasila versi Piagam Jakarta adalah sebagai berikut :

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya

2.   Kemanusiaan yang adil dan beradab

3.   Persatuan Indonesia

4.   Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5.   Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Piagam Jakarta ini memantik perdebatan antara kelompok Islam dan kelompok nasionalis. Pasalnya, pada sila pertama ada frasa “kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Kelompok nasionalis, terutama wakil dari non muslim menentang hal ini.

Para pendiri bangsa kemudian berdebat sengit untuk merumuskan dasar negara kita itu. Para pendiri bangsa menetapkan keutuhan dan kepentingan bangsa diatas segalanya. Maka, setelah melalui pemikiran mendalam berbagai pihak dalam BPUPKI yang berubah menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) akhirnya disepakati penggantian rumusan “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dengan rumusan “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Catatan : Pada pendiri bangsa kita begitu bijak untuk menurunkan egonya demi keutuhan Indonesia. Saya jadi prihatin dengan era sekarang yang apa-apa debat tak berkesudahan club ‘cebong’ vs ‘kampret’, belum lagi ada spesies baru ‘kadrun’. Ada-ada saja.. belajar napa sih sama sejarah...

Singkat cerita, Pancasila dapat disahkan pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Sidang tersebut juga menyetujui bahwa Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah.


Akhirnya kita mengenal Pancasila yang kita kenal hari ini, sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa,

2.  Kemanusiaan yang adil dan beradab,

3. Persatuan Indonesia,

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Selamat Hari Lahir Pancasila. Mari Bersatu, Bangkit dan Bergerak Bersama Membangun Indonesia, Purbalingga!


Sumber :

-       Artikel ‘Hari Lahir Pancasila, Kronologi dan Sejarahnya’ dari situs Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)

-       Artikel ‘Rumusan-Rumusan Pancasila’ dari situs Wikipedia

 

igo saputra Orang yang suka berkhayal dan berusaha membuatnya menjadi kenyataan. Jangan berhenti berimaji..

0 Response to " Pancasila : Kelahiran, Kesaktian dan Sejarahnya"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel