7 PENINGGALAN PURBA DI PURBALINGGA


Purba yang menyusun kata Purbalingga bukanlah isapan jempol belaka. Ternyata memang banyak peninggalan purbakala terserak di kabupaten yang ada di Kaki Gunung Slamet itu.

 

Sejak 1981, arkeolog dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional dan Balai Penelitian Arkeologi Yogyakarta sudah mencurahkan perhatian ke Purbalingga. Salah satu arkeolog spesialis pra sejarah yang getol melakukan penelitian adalah Prof. Harry Truman Simanjuntak.

 

Selama bertahun-tahun, penelitan arkeologi yang difokuskan di wilayah sisi timur Gunung Slamet itu telah menemukan 22 situs bengkel batu prasejarah, 21 punden berundak, 8 menhir, dan 42.000 peralatan batu lainnya. Temuan tersebut berasal dari zaman megalitikum, neolitikum sampai proto sejarah.

 

Menurut Prof Truman, penemuan puluhan situs purbakala itu merupakan bukti jika wilayah tersebut dulunya merupakan wilayah hunian dari salah satu manusia purba Ras Austronesia. Manusia era ‘Flintstone’ itu tinggal sejak 3.500 an tahun lalu.

 

Berikut ini adalah 7 peninggalan purbakala di Purbalingga yang sudah ditetapkan sebagai situs / benda cagar budaya :

 

1. MENHIR VAN DAGAN


Menhir merupakan salah satu benda yang menjadi ciri jaman megalithikum alias jaman batu besar. Menhir berupa batu tunggal atau beberapa yang ditatah seperlunya sehingga berbentuk tugu dan diletakan berdiri tegak di atas tanah. Fungsinya sebagai sarana dalam upacara pemujaan maupun penguburan masyarakat pra sejarah.

 

Peninggalan Menhir di Purbalingga ada di Dukuh Mujan, Desa Dagan, Bobotsari. Ada dua lokasi temuan menhir di dukuh yang letaknya berdekatan.

 

2. SITUS BANDINGAN


Peningalan peradaban megalitikum yang lebih lengkap ada di Situs Bandingan, Desa / Kecamatan Karangjambu. Artefak yang ditemukan ada punden berundak, menhir dan altar batu. Benda-benda itu merupakan paket komplit sarana pemujaan kepada arwah nenek moyang pada tradisi megalitik.

 

Punden berundak merupakan susunan batu berteras yang berfungsi sebagai lokasi pemujaan. Pada teras punden tersebut, berdasar catatan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Purbalingga ada 12 menhir dan 2 altar batu yang ditemukan. Selain itu, juga ditemukan arca batu dan semakin melengkapi suasana purba dengan hadirnya kalong alias kelelawar raksasa yang menjadi penghuni situs tersebut.

 

3. BENGKEL PURBA SITUS TIPAR


Situs ini merupakan peningalan era purbakala yang masuk dalam Buku Atlas Prasejarah Indonesia. Lokasinya ada di Dukuh Tipar, Desa Ponjen, Kecamatan Karanganyar. Hanya dari survei permukaan saja ditemukan berbagai benda purbakala di Situs Tipar, seperti perhiasan - jadi, setengah dan bahannya. Ada juga berbaga macam kereweng (gerabah), beliung, batu asah, batu landasan, batu pukul yang mencerminkan bahwa wilayah tersebut merupakan pusat perbengkelan purba.

 

Selain itu ditemukan berbagai macam sisa pembakaran yang menunjukkan bahwa selain menjadi bengkel juga menjadi wilayah hunian. Jadi, ada manusia Purba di Ponjen gaes... hehe.

 

4. BATU DAKON ONJE


Ada artefak unik yang diperkirakan berasal dari periode megalitikum ditemukan di Desa Onje - Mrebet, berupa bongkahan batu yang bagian atasnya datar dan terdapat cerukan-cerukan, seperti papan dakon atau congklak. Oleh karena itu, artefak tersebut dinamai Batu Dakon.

 

Lokasinya di belakang Masjid Sayid Kuning, yang berada di dekat pertemuan tiga sungai  ( kedung pertelujojok pertelu ) Ahli sejarah menengarai fungsi Batu Dakon itu sebagai proyeksi peta bintang seperti atau merupakan sarana sistem penanggalan kuno.

 

5. PERHIASAN PURBA LIMBASARI


Manusia purba ternyata juga suka bersolek. Ada bermacam perhiasan purba yang ditemukan di kaki Bukit Plana, tepatnya di Desa Limbasari, Bobotsari. Seperti Situs Tipar, wilayah tersebut ditengarai merupakan pusat bengkel yang memproduksi berbagai macam perhiasan bagi manusia purba.

 

Pada 1983, Balai Arkeologi Yogyakarta membuat empat titik ekskavasi (test pit) untuk empat lokasi di desa ini, yaitu di Dusun Limbasari, Dusun Trondol Kidul dan dua titik di Dusun Karangjoho.

 

Pada penelitian 35 tahun silam itu ditemukan berbagai macam artefak, di antaranya fragmen gelang batu, termasuk batu calon gelang hingga sisa bahan gelang. Ada pula beliung persegi, calon batu beliung.

 

6. PHALLUS KEDUNGBENDA


Artefak dari era neolitikum berupa phallus ada di kompleks  Situs Kedungbenda, berbentuk batu lonjong sepanjang kurang lebih 90 cm. Kemudian, ada batu berbentuk seperti lumpang yang terletak tak jauh dari phallus.

 

Pada, tradisi purba phallus merupakan simbol yang memiliki unsur laki-laki dan perlambang keperkasaan. Phallus juga dianggap memiliki kekuatan tertentu sehingga kerap dikaitkan upaya mengusir roh jahat atau tolak bala. Sementara Batu Lumpang merupakan pasangan phallus yang merupakan simbol kesuburan wanita (vulva).

 

7. FOSIL STEGODON GAJAH PURBA


Tak hanya peninggalan manusia purba, Fosil Stegodon, spesies mirip gajah yang hidup di jaman purbakala ternyata ada di Purbalingga. Fosil hewan yang berkerabat dengan Mamouth itu ditemukan di bantaran sungai yang ada di Dukuh Kutabangsa, Desa Onje.

 

Penduduk setempat menemukan fosil itu menempel pada batu yang tampak kala air sungai surut. Fosil yang saat ini disimpan di Museum Wayang dan Artefak Purbalingga (Kompleks Sanggaluri Park) berupa fosil gigi dan rahang binatang berbelalai panjang itu.

 

Temuan diteliti oleh tim ahli dari ITB dan disimpulkan spesies binatang purba itu adalah Stegodon trigonocephalus. Sebagai informasi, Stegodon dewasa bisa memiliki tinggi sampai sekitar 3,5 meter dan berat 13 ton.

Salam Historia Perwira!

Narasi : @igoendonesia

Grafis : @docudal

#sejarah #purbalingga #purbakala #purbalinggamemikat #purbalinggakeren #history #historia #historiaperwira #cerita

igo saputra Orang yang suka berkhayal dan berusaha membuatnya menjadi kenyataan. Jangan berhenti berimaji..

0 Response to "7 PENINGGALAN PURBA DI PURBALINGGA"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel