Patroli-Patroli Serdadu Belanda di Purbalingga

Patroli Belanda di Bobotsari (Dokumen : www.indigangers.nl)
Pada Agresi Militer Belanda I dan II yang terjadi di wilayah Kabupaten Purbalingga,  1947-1949, kedudukan militer Belanda cukup kuat. Sejak merangsek masuk wilayah ‘Bumi Perwira’, pasca proklamasi kemerdekaan, di Juli 1947, pasukan Belanda relatif mudah menduduki kota.
 
Militer Belanda menggunakan gedung yang saat ini menjadi Makodim 0702 (Kelurahan Bancar), sebagai markasnya. Mereka juga menguasai Lapangan Udara Wirasaba, salah satu obyek vital untuk militer dan transportasi udara di wilayah Karesidenan Banyumas. Selain itu, pos-pos militer dibangun di Bukateja, Padamara dan Bobotsari.
 
Posisi mereka cukup nyaman di perkotaan, terlebih, berdasarkan Garis Demarkasi van Mook hasil Perundingan Renville, Purbalingga memang berada di wilayah pendudukan Belanda. Namun, bukan berarti posisi mereka tidak diusik oleh Pejuang Republik.
 
Gerilyawan kita seringkali membuat repot militer Belanda dengan penyergapan dan serangan sporadis, hit and run. Sasaran empuk pejuang republik adalah serdadu Belanda yang sedang melaksanakan patroli ke wilayah pinggiran.
 
Pertempuran sengit di Lamuk, Kutasari, Padamara, Sinduraja seperti yang saya tulis sebelumnya, proses terjadinya diawali dari patroli Belanda yang disergap mendadak gerilyawan. Pasukan ‘Londo’ seringkali kewalahan dan korban berjatuhan di pihak mereka.
 
Salah satu kisah penyergapan pasukan republik terhadap patroli militer Belanda digambarkan dengan detail dalam buku Letnan Hans Gerritsen, The Hinderlag Bij Sindoeradja. Serdadunya menjadi korban, dihajar pelor pejuang. (Artikel selengkapnya bisa dibaca di sini).
 
Gambaran seperti apa Patroli Militer Belanda di Purbalingga, saya dapatkan dari album foto seorang serdadu yang pernah bertugas di ‘Bumi Perwira’ bernama P.A Tazelaar. Ia merupakan anak buah Letnan Hans Gerritsen. Fotonya diunggah dalam salah satu situs web Belanda yang berisi cerita dan dokumen agresi militer di Indonesia.
 
Foto-foto koleksinya serdadu abege itu, umurnya baru 20 tahun saat bertugas di Purbalingga, menurut saya lebih asyik dan bercerita banyak. Banyak foto-foto informal, termasuk foto temennya lagi pacaran sama gadis pribumi yang sudah saya tulis dan artikelnya bisa dibaca di sini.
 
Sebagai informasi, foto itu merupakan koleksi pribadi, bukan dijepret oleh forografer militer. Biasanya, foto-foto resmi ada di KITLV atau Nationaal Archief.
 
Penasaran seperti apa sih gambaran patroli Belanda di Purbalingga kala itu? Ini dia..
 
Mereka berpatroli dengan persenjataan lengkap. Biasanya diantar terlebih dahulu dengan truk, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki.
Seperti ini contoh iring-iringanya. Ondertussen wacht de auto colonne min of meer geduldi : 'Sementara itu, iring-iringan mobil menunggu dengan kurang lebih sabar'.

Ini foto mereka sedang berpatroli di wilayah antara Purbalingga – Bobotsari. Keterangannya : Patrouillegang tussen Poerbolinggo en Bobotsari ligt ongeveer tien KM it elkaar artinya Berada di Koridor patroli antara Poerbolinggo dan Bobotsari berjarak sekitar sepuluh KM terpisah.
Ini mereka lagi rehat bentar habis partoli. Keterangannya : even rust tijdens de patrouille Poerbolinggo artinya istirahat sebentar selama patroli Purbalingga
Ngaso mayuh luurr... sebatang dulu bisa kali yaaa...
Foto yang dibawah ini pas mereka lagi berlindung sambil ngincer tentara republik. Een infanteriepost ter bescherming langs de colonne
, Sebuah pos infanteri untuk perlindungan di sepanjang konvoi.
In dekking bij Bobotsari artinya 'd
alam perlindungan di Bobotsari'
Apakah ini yang dinamakan ndekis? Apakah ndekis adalah serapan dari bahasa Belanda?
Umpetane nang galengan lurrr.... 

Selain di Bobotsari, ini kegiatan patroli mereka di Wirasaba. Patrouille gang in de buurt van het vliegveld Wirasaba, koridor patroli dekat lapangan terbang Wirasaba
Yang ini masih sama, keteranganya patroli di dekat Lanud Wirasaba
Saat patroli dan kesal disergap pejuang atau hasil patroli zonk. Mereka kerap bertindak liar. Salah satunya ini, mereka membakar salah satu rumah di kampung antara Purbalingga - Bobotsari. 
Keterangan foto itu : Zo doen we dat als we beschieting uit een kampong krijgen Dit it tussen Poerbolinggo en Bobotsari ligt ong 10 km uit elkaar, ‘Begitulah cara kami melakukannya saat kami mendapat tembakan dari kampung. Ini antara Poerbolinggo dan Bobotsari berjarak sekitar 10 km’.
 
Hmmm.. Dasar Penjajah! Verdomme!
 
Kayakue lurr kira-kira gambaran patroli nang Purbalingga...
 
Sumber :
Seluruh foto bersumber dari Album P.A Tazelaar di situs Belanda www.indigangers.nl 
igo saputra Orang yang suka berkhayal dan berusaha membuatnya menjadi kenyataan. Jangan berhenti berimaji..

0 Response to "Patroli-Patroli Serdadu Belanda di Purbalingga"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel