Gili Trawangan Trip : Make Fun And Friendship


Traveling bagiku adalah bersenang-senang dan membuat persahabatan. Apalagi jika ditempat yang indah seperti Lombok, lebih tepatnya Gili Trawangan. Semuanya jadi, sempurna! Bercengkerama dengan ombak, menikmati sepoi angin, mengejar tenggelamnya matahari, bermain dengan ikan warna-warni, menikmati kuliner yang maknyus, terlena dengan musik nan syahdu maupun terhanyut dengan yang berdentam-dentam dan tentu saja persahabatan serta cinta ada disana.

Tiba di Bandara Adi Sucipto Jogja sebelum ke Lombok, saya berkenalan dengan Gabriel, anak muda yang baru lepas SMA dan masih galau untuk kuliah dimana. Baru kuliah satu semester di teknik, nggak cocok, dia keluar. Lalu, untuk membuang stress, Ia berbulan-bulan sendiran berkelana, keliling Asia Tenggara, sampailah di nusantara. Banyak senangnya, ada juga sedihnya katanya. Bersama ngemper di bandara karena pesawat “Singa Udara” itu delayyy, lalu pas masuk pesawat, ternyata duduk berdampingan kita.
 
Gabriel, France Boy
Satu hal kata dari dia tentang orang Indonesia yang aku ingat. “Ramah, baik, tapi mereka selalu menganggap orang asing, terutama bule itu banyak uang, padahal tidak, contohnya saya, mahasiswa backpacker,” katanya. Ya, duit dia ngakunya sudah cekak, di Gili saja dia mau buka tenda.

“Kamu bisa pastikan buat saya tidak, kalau di Gili bisa buka tenda atau tidur pakai hammock,” tanya dia.
“Sepertiya bisa...,: ujarku.

Oalah dasar, bule kere... wkwkwk

Snorkling sama cewe2 bule
Saat menikmati ‘Surga Gili’ tentu saja yang tidak melewatkan untuk berkenalan dengan beragam orang yang ada disana. Gili mendapat julukan ‘Desa Dunia’ karena yang ada disana dari berbagai belahan dunia. Orang mana saja ada, bule, negro, asia, timur tengah tumplek blek. Saya berkesempatan berkenalan dengan beberapa diantaranya.

Ada tukang kayu dari Jerman dan pacarnya yang keturunan Puertorico yang akhirnya bisa jalan-jalan ke Indonesa yang sudah lama diimpikan mereka. “Bagi kami ini jalan-jalan yang terjangkau dengan penghasilan sebagai tukang kayu, ” ujar Andreas, yang mengaku asal Hidelberg, kota kecil deket Bremen. Ia memiliki bengkel kecil membuat furniture kayu disana dengan dua orang tenaga kerja imigran dari Yugoslavia. Kayunya dari mana saudara? Tentu saja dari Indonesia, surganya kayu bagus. Dia sangat suka menggarap furniter berbahan baku kayu Mahoni (Swietenia Mahagony). Furniture dari Kayu Mahoni Indonesia sangat mahal disana.
 
Snorkling Bareng Andreas, Germany Man
Dasar jodoh, abis siangnya snorkling bareng, malamnya kita ketemu lagi saat ajojing bareng di Dark Moon, lanjut di Sama-Sama Reggae Bar. Dia mau traktir minum bir. Sayang, harom guys... dengan halus kutolak dan tos pun berlangsung antara botol sprite dan botol bir.
 
Ajojing di tepi Pantai, Bra Hitam, Thantop Biru Si Cewek Barcelona
Lalu, pas ajojing, aku perhatikan ada dua gadis menari sangat energik, meliuk-liuk dengan senang gembira mengikuti alunan musik techno di tepi pantai. Mereka sangat mencolok dan seperti berusaha menjadi ratu dansa, dengan riangnya berputar-putar diantara kerumunan masa lalu mengajak semuanya menari ala despacito. Lepas sekali sepertinya, seakan-akan malam itu malam paling mengembirakan bagi mereka.

Kejutan, saat aku tengah bersantai sendiri, tiba-tiba mereka mengagetiku dari belakang, mengapitku dan mengajaku selfie. Tentu saja aku dengan senang hati melayani dua cewe cakep, seksi lagi. Wah biasanya kite yang ngebet foto, ini bule yang ngajak foto kite.. hehe.
Kejutan, dua cewe Barca minta selfie, mereka lho yang minta, bukan gue...
Where are u come from girl?
We are from barcelona
Oh, spain?
No, Barcelona. Barcelona is not spain.

Oh ya, Barcelona kan maunya disebut Catalan yah. Mereka kan ndak suka disebut Spanyol dan memang ingin merdeka dari dulu. Ketidaksukaan Catalan juga ditunjulan dalam rivalitas di dunia sepakbola, tentu saja antara FC Barcelona vs Real Madrid!

Lalu, ada dua gadis Belanda tengah bersantai. Saya lewat, mereka senyum, ramah. Akhirnya, kita ngobrol dan tentu saja foto dong. Satunya Natalie, satunya tidak sempat bertukar nama. Saat mau foto, mereka sangat sopan. Intinya mereka nanyakan apakah ndak papa nih kalau mereka pakai bikini dan sambil megang botol bir.  “Yah, its ok,” kataku. Kitapun tos, mereka botol bir saya botol air mineral.. hehe.

With 2 Dutch Supermodels
Berikutnya, ada Alexei, Gadis Prancis manis yang bareng snorkling menikmati keindahan terumbu karang gili dan nyari kura-kura, satwa icon Gili. Dia ketemu, saya ngga.

France Girl
"Besok coba lagi ya"
"Besok saya pulang"
"Wah, sayang sekali.. kan kan kamu belum ketemu kura-kura"
"Ndak papa, lain kali. Saya kesini lagi"
"Ngomong-ngomong kamu berapa lama disini?"
"Ya mungkin, seminggu dua minggu lagi.."

Hmmh, bule emang ndak tanggung-tanggung kalau liburan. Bisa betah berbulan-bulan keluyuran.

Saat makan di pusat kuliner yang ada di Gili, saya ngobrol dengan beberapa bule. Pertama, ada Gustav dan istrinya. Mukanya brewokan, mukanya kayak Karl Drogo dan pasanganya blonde mirip Denerys, putih memplek-memplek, rambutnya di kepang. Aku nebak dari skandinavia, benar ternyata, mereka orang “Viking”. Ngobrol sambil sama-sama lahap ‘makang ikang bakang’, mereka bangga banget akan ke-swedia-anya.

Malam di Gili
Aku cerita soal IKEA, furniture asal Swedia yang disini jadi perabot mewah, mereka bilang disana biasa saja. Damn! Panteslah, Swedia kan emang termasuk negara makmur jibar jibur.

Usai mereka pergi, dateng 2 orang cewe dengan 1 orang cowo bule. Mereka asyik banget main ‘truth or dare’ sambil makan dan minum. Si cewe kayaknya udah babok, ngomongnya mulai kedengeran ngawur. Mereka nantang-nantangan, pertama si cowo kalah, tantanganya adalah jilat-jilat ikan mentah. Cowonya pun melakukannya lalu kedua cewe itu mentertawakan dengan senang hati.

Lagi, cewenya gantian kalah, cowonya nantang cewe masukin sate ikan yang berlumur saos diantara dadanya. Cewenya agak ogah. Cowonya bilang : Im already licking the fukcing fish, now your turn. Satu cewe nyemangatin. Akhirnya dia memberanikan diri, menghampiri penjual sate ikan, ambil satu masukin ke dadanya dan digoyang-goyang. Busyet.. tawa mereka pun pecah.

Nah, pas dia mau bersihin lumuran saos pake tisu, tiba-tiba tu cewe enak saja buka kaosnya depan gue, plus branya, busyet toples less. Dan dia cuek, lalu ketawa-ketawa. Dasar bule gila.. wkwkwk. Akhirnya, aku ajak ngobrol.. ternyata dua cewe itu dari Kanada dan si cowo dari Inggris dan baru kenal malam itu. Mereka ajak saya gabung main gila itu, tentu saja kutolak.. ngeri.

Cewe yang itu rupanya sudah mabuk plus mabuk kepayang, cuek saja mereka ketawa-tawa, cipokan dan pelukan ditengah-tengah pasar malam gitu. Nadine, cewe satunya pun bilang temennya suka tuh sama cowo itu.

“Wajarlah, cowonya ganteng. Kayak Wayne Rooney.. hihi.  Kamu ndak cari cowo disini?”
“Apa kamu mau..? Kamu juga ganteng lho..”

Ni cewe, naksir ama ane, bilang aye ganteng..
What?! Dia mau sama gue dan gue dibilang ganteng. Wah, mabok juga nih cewe.. wkwkwk.

Btw, emang bule suka ama orang item-item. Para ‘beachboys’ dapet aja tuh bule-bule. “Disini bro, mau mukanya kayak setan, asal item dan bisa ngemeng dapet aja cewe bule,” ujar Hans, jurnalis yang menjadi guide ku selama di Lombok. Di Sama-Sama Reggae Bar, omongan Hans terbukti, cowo lokal dengan komuk yang masih gantengan gue, gandengannya bule, banyak yang seksi dan cakep pula.

Akan tetapi, kadang, kata hans, banyak cowo lokal sampe berantem rebutan cewe bule. Benar juga, saat joget sambil menikmati lagu-lagu Bob Marley dimainkan, aku ngobrol sama cewe Inggris dan si cewe nanggepin, bahkan asik aja dansa dansi. Rupanya ada cowo lokal yang sudah ngincer. Busyet, gue dianggep saingan, melototin gitu dia. Wah, mending gue ngalah dah.

Sama-Sama Reggae Bar, salah satu tempat hibuan malam kece di Gili
Satu lagi tingkah orang lokal yang bikin malu. Saat kita lagi santai di tepi pantai, usai ajojing,  Ada sepasang anak muda, dari Jakarta bikin ulah. Cowonya, tanpa ba bi bu tiba tiba mukul cewenya. Keras, si cewe pun tersungkur. Bukanya kasihan, cewenya malah diseret. Cewenya itu cuma bisa nangis. Walhasil, turis yang lagi bersantai pun sontak tergerak dan segera datang melerai. Cowo itu dipisah, cewenya diselametin dan ditenangin para bule cowo.

Ada turis India, bule spanyol dan beberapa turis serta pegawai Sama-Sama Reggae Bar yang nenangin cowonya yang tampak emosional dan dibawah pengaruh alkohol. Semua kompak nasehatin cowo itu. Intinya : jadi cowo jangan cemen, banci, cewenya sendiri dipukul dan diseret-seret. Pokoknya para turis itu semua sepakat : dilarang melakukan kekerasan terhadap perempuan.

Si cewenya yang dipukulin juga ditawarin untuk nginep bersama mereka. “Lebih baik kamu tinggal sama kita malam ini, jangan sama dia, berbahaya,” kata salah seorang cewe bule menawarkan. Cewe itu masih belum bisa ngomong apa-apa, cuma sesenggukan.

Untungnya, tak berapa lama kemudian, rombongan mereka lewat. Ternyata, anak baru lepas SMA dari Jakarta dengan teman-temannya. Mereka pun meminta maaf kepada para turis yang ada disitu atas ulah memalukan temanya. Cewenya dibawa pergi dan yang cowo-cowo nyari si cowo cemen tadi yang pergi kabur.

Hmmh, ada drama juga yang mewarnai Traveling kali ini, jadi lebih berwarna.

Thanks Gili. Terimakasih atas kenangan, persahabatan dan cintanya...

Thanks Gili
Note :
Sayang ada beberapa foto yang hilang karena HP ku eror dan memorinya hilang sebagian.. Hiks.



igo saputra Orang yang suka berkhayal dan berusaha membuatnya menjadi kenyataan. Jangan berhenti berimaji..

0 Response to "Gili Trawangan Trip : Make Fun And Friendship"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel